Label

Rabu, 14 November 2012

Teori Kelompok Bungkam (Cheris Kramare)



Teori kelompok bungkam diprakarsai oleh professor Cheris Kramare. Yang berawal dari penelitinannya terhadap jumlah kuantitias dan kualitas antara kartun berjenis kelamin laki-laki dan perempuan. Dalam penelitiannya Cheris menemukan hanya 18 dari 60 kartun menggambarkan perempuan, dan sisanya adalah kartun menggambarkan laki-laki. Kartun perempuan tersebut digambarkan biasa saja/emosional, akan tetapi untuk kartun laki-laki digambarkan dengan kesedarhanaan. Cheris menyimpulkan bahwa cara tersebut merupakan salah satu upaya dominasai laki-laki teradap perempuan dalam masyarakat, khusunbya dalam berkomunikasi. Walaupun sebelumnya teori ini telah diasumsikan oleh Edwin Ardener dan Shirley Ardener, dimana kaum perempuan adalah sebagai kaum yang bungkam, akan tetapi bukan setiap kelompok bungkam itu selalu diam.
Kelompok yang bungkam (kaum perempuan) sering diam karena kosa kata yang mereka punyai hanyalah sedikit, setiap kata yang diucapakan merupakan cerminan dari pengalaman dari yang mengucapkannya. Sebab tingkat pengetahuan seseorang mempengaruhi tingkat penamaan, artinya orang yang mempunyai kemampuan menamai pasti memiliki kekuasaan yang besar.
Cheris menyatakan selama 500 tahun perempuan bungkam dalam bisnis Publikasi, baru tahun 1970-an perempuan memberikan pengaruh dalam media cetak. Padahal seharusnya mereka mampu mengaplikasikannya sejak lama, karena karya sastra mereka sudah ada sejak dulu, namun dianggapa tidak penting. Bagi kelompok bungkam, apa yang mereka katakan pertama kali harus bergeser dari pandangan mereka sendiri terhadap dunia dan kemudian diperbandingkan dengan pengalaman-pengalaman dari kelompok yang dominan. Karenanya, artikulasi bagi kelompok bungkam merupakan hal yang tidak langsung dan rusak.
Sejak lama kaum laki-lakilah yang menentukan system bahasa bahkan system nilai dalam masyarakat. Sehingga apabila kaum perempuan ingin menjadi bagian pentung dalam masyarakat, haruslah mampu mengekspresikan diri dengan bahasa yang dapat diterima oleh kaum laki-laki. Otomatis perempuan haruslah mempunyai keahlian dan berusaha keras serta percaya diri, kalau seandainya tidak memunyai akan dapat mengecilkan hati kaum perempuan tersebut.

Asumsi Dasar
1.    Wanita mempersepsikan dunia secara berbeda dibandingkan pria karena pengalaman pria dan wanita yang berbeda serta adanya kegiatan-kegiatan yang berakar pada pembagian pekerjaan.
2.    Karena dominasi politik mereka, sistem persepsi pria dominan, menghambat ekspresi bebas dari model alternatif wanita mengenai dunia.
3.    Agar dapat berpartisipasi di masyarakat, wanita harus mentransformasi model mereka sendiri sesuai dengan sistem ekspresi pria yang diterima.

Kelemahan teori dan kritik

Teori kelompok bungkam telah dikritik karena tidak memiliki kegunann karena teori ini terlibat dalam esensialisme, atau keyakinan bahwa semua pria pada esensinya adalah sama dan semua wanita pada esensinya adalah sama dan keduannya berbeda satu sama lain.
Tidak terlalu banyak kajian yang telah menggunakan teori kelompok bungkam sebagai kerangka, dan sedikit yang menggunakannya sering kali tidak menghasilkan dukungan empiris. Kritikus menyatakan bahwa teori ini harus dibuang karena asumsi-asumsinya yang kuno tidak divalidasi secara empiris.
Teori kelompok bungkam adalah teori yang provokatif dan menyebabkan kita berpikir dalam bias bahasa. Teori ini juga memberikan penerangan pada apa yang kita terima dan kita tolak dari pembicara. Selain itu, teori ini juga menjelaskan beberapa permasalahan yang dialami wanita dalam berbicara di berbagai latar. Terserah kepada kita untuk memutuskan apakah isu-isu ini membentuk bias yang sistematis terhadap kelompok bawahan dan mendukung kelompok dominan, sebagaimana dinyatakan teori kelompok bungkam


Tidak ada komentar:

Posting Komentar